Sekitar akhir abad kesembilan belas James Clerk Maxwell (1831 – 1879) fisikawan asal Skotlandia berhasil merumuskan secara matematis gejala kelistrikan dan kemagnetan dengan 4 teorinya yang kita kenal sekarang dengan teori Maxwell. Satu diantara teori itu menjelaskan tentang fenomena gelombang elektromagnetik, yaitu perpaduan antara gelombang listrik transversal dan gelombang magnet transversal yang saling tegak lurus satu sama lain.
Dari rumusan ini diperoleh sebuah konstanta yang memberikan deskripsi bagi cepat rambat gelombang elektromagnetik tersebut. Jika dihitung untuk kondisi ruang hampa, konstanta tersebut memiliki nilai 3. 108 m/s yaitu nilai yang sama dengan kecepatan rambat cahaya, hingga akhirnya Maxwell mengambil kesimpulan bahwa cahaya termasuk kedalam gelombang elektromagnetik.
Kesuksesan
Maxwell ternyata memberikan konsekuensi yang serius terhadap bidang keilmuan
fisika pada saat itu. Teori Maxwell ternyata tidak sejalan dengan mekanika
Newton yang dianggap telah mapan. Beberapa kontradiksi yang muncul diantaranya
adalah :
- Persamaan maxwel bentuknya tidak sama terhadap transformasi Galileo.
- Menurut mekanika Newton kecepatan cahaya seharusnya tidaklah konstan, tetapi selalu bergantung terhadap pengamat.
- Deskripsi Maxwell tentang gelombang elektromagnetik telah melanggar asas fisika Newton yang mensyaratkan adanya medium dalam perambatan setiap gelombang. Keadaan inilah yang memicu lahirnya asumsi tentang keberadaan Eter sebagai medium dari perambatan gelombang elektromagnetik, para fisikawan saat itu sulit untuk menerima bahwa sebuah gelombang merambat tanpa perantara. Namun pada akhirnya asumsi ini pun gugur dengan percobaan yang dilakukan oleh Michelson dan Morley. Mereka menunjukan bahwa selisih kecepatan yang diperoleh dari eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan interferometer yang mereka buat sendiri menunjukan hasil nihil meskipun dilakukan berulang-ulang dalam waktu dan tempat yang berbeda, hal ini menunjukan bahwa medium eter tidak mungkin ada di alam.
Hendrik Antoon Lorentz (1853 – 1928) seorang fisikawan asal Belanda mencoba
mentransformasikan kuantitas elektromagnetik Maxwell dari suatu kerangka acuan
ke kerangka acuan yang lainnya yang bergerak relatif terhadap kerangka acuan
pertama. Rumusannya ini sekarang kita kenal dengan Transformasi Lorentz.
Transformasi Lorentz memberi akibat pada penciutan ruang dan waktu. Panjang
sebuah benda yang sedang bergerak akan berkurang jika diukur oleh pengamat yang
diam relatif terhadap benda yang bergerak tersebut. Namun demikian, Lorentz
seperti halnya Maxwell dan ilmuan fisika lainnya masih memiliki kepercayaan
akan adanya eter hingga kemudian Albert Einstein mengungkapkan Teori
Relativitas Khususnya.
Pada tahun
1905 Albert Einstein (1879 – 1955) menerbitkan
3 buah makalah yang salah satunya mengenai Teori Relativitas Khusus sebagai
penyempurnaan dari dua teori tersebut. Dalam teorinya, Albert Einstein
mengemukakan dua aksioma sebagai berikut :
- Hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk sama dalam semua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap satu terhadap lainnya.
- Kelajuan cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak bergantung dari keadaan gerak pengamat itu.
Aksioma pertama
menjelaskan bahwa tidak ada satupun percobaan yang dapat dilakukan untuk
mengukur kecepatan terhadap ruang mutlak. Sedangkan aksioma kedua menjelaskan bahwa
laju cahaya bernilai sama bagi setiap pengamat baik ia diam maupun bergerak
selama ia berada dalam kerangka inersia. Teori ini mengubah cara pandang manusia
dalam memahami ruang dan waktu versi Newton dan Galileo yang telah mapan dalam
kurun waktu 300 tahun.
Pada tahun 1917, Einstein lebih jauh memperluas
jangkauan relativitas dalam kerangka non inersia. Teori ini dikenal dengan
Teori Relativitas Umum. Seperti teori sebelumnya, teori ini juga membawa banyak
perubahan yang cukup mencengangkan. Munculnya teori baru seperti geometri ruang
waktu lengkung yang dipengaruhi oleh massa, adanya medan gravitasi, dan kesetaraan
gaya inersia dan gaya berat merupakan sebagian dari konsekwensi pengembangan
Teori Relativitas Umum.
saya berpendapat tentang T Medan Terpadu : bahwa menghasilkan sebuah partikel2 yg memliki sebuah energi yg antara partikel tsb saling trik menarik
BalasHapus