Dari dua
persamaan tersebut di atas,
kita bisa mendefinisikan sebuah persamaan baru, yaitu koordinat ruang Minkowsky yang ditulis dengan ds2= dx2+dy2+dz2 - c2.dt2. Nama Minkowsky digunakan sebagai penghargaan atas jasa Profesor Herman Minkowsky yang telah berhasil merumuskan kembali teori relativitas khusus untuk pertama kalinya dalam bentuk geometri ruang-waktu. Lihatlah bahwa variabel dari persamaan ini tidak hanya melibatkan koordinat ruang, namun terdapat satu variabel waktu dt2. Sehingga persamaan ini disebut juga dengan koordinat ruang-waktu. Karena diferensial koordinat ruang miskowsky bernilai tetap, berarti ruang Miskowsky berupa ruang datar yang berarti memiliki arti fisis suatu keadaan gerak dengan kecepatan tetap. Dalam geometri euklid kuadrat jarak dua titik yang tidak berimpit selalu bernilai positif, sedangkan dalam ruang Minkowsky dapat bernilai positif, negatip atau nol. Arti fisis dari pernyataan ini bahwa kuadrat metrik ds dengan nilai negatip berhubungan dengan gerak dibawah kecepatan cahaya. Sebaliknya kuadrat metrik ds bernilai positif berhubungan dengan gerak di atas kecepatan cahaya. Sedangkan nilai kuadrat metrik ds bernilai 0 berhubungan dengan gerak cahaya dalam ruang hampa atau gerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan cahaya.
kita bisa mendefinisikan sebuah persamaan baru, yaitu koordinat ruang Minkowsky yang ditulis dengan ds2= dx2+dy2+dz2 - c2.dt2. Nama Minkowsky digunakan sebagai penghargaan atas jasa Profesor Herman Minkowsky yang telah berhasil merumuskan kembali teori relativitas khusus untuk pertama kalinya dalam bentuk geometri ruang-waktu. Lihatlah bahwa variabel dari persamaan ini tidak hanya melibatkan koordinat ruang, namun terdapat satu variabel waktu dt2. Sehingga persamaan ini disebut juga dengan koordinat ruang-waktu. Karena diferensial koordinat ruang miskowsky bernilai tetap, berarti ruang Miskowsky berupa ruang datar yang berarti memiliki arti fisis suatu keadaan gerak dengan kecepatan tetap. Dalam geometri euklid kuadrat jarak dua titik yang tidak berimpit selalu bernilai positif, sedangkan dalam ruang Minkowsky dapat bernilai positif, negatip atau nol. Arti fisis dari pernyataan ini bahwa kuadrat metrik ds dengan nilai negatip berhubungan dengan gerak dibawah kecepatan cahaya. Sebaliknya kuadrat metrik ds bernilai positif berhubungan dengan gerak di atas kecepatan cahaya. Sedangkan nilai kuadrat metrik ds bernilai 0 berhubungan dengan gerak cahaya dalam ruang hampa atau gerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan cahaya.
Perbedaan fisis lain yang
membedakan ruang Minkowsky dengan geometri euklid bahwa sebuah titik dalam
geometri euklid menyatakan letak atau kedudukan suatu objek, namun dalam ruang
Minkowsky suatu titik menyatakan suatu peristiwa. Begitupun sebuah garis yang
menyatakan kumpulan titik dalam geometri euklid, diartikan sebagai rentetan
peristiwa dalam ruang Minkowsky. Sekarang
kita coba pandang sebuah benda yang bergerak sepanjang garis lengkung dalam
ruang-waktu. Kita amati arah geraknya selalu berubah-ubah, tidak mengarah ke
satu arah. Karena waktu dalam ruang-waktu merupakan besaran vektor, maka
kecepatan benda tersebut berubah juga, dengar kata lain bahwa benda tersebut
mengalami percepatan. Sebelum terlalu jauh meninjau permasalahan ini, ada hal
yang perlu diperhatikan terhadap kerangka berfikir kita dalam memahami
permasalahan ini. Ambil contoh sebuah benda yang jatuh bebas, akan kita lihat
bahwa benda tersebut bergerak dipercepat, namun arah geraknya berupa garis lurus menuju bumi, tidak berupa
garis lengkung seperti yang diutarakan di atas. Apakah ada yang salah dengan gejala ini..? Jawabannya tentu
saja tidak. Contoh fenomena benda jatuh bebas di atas hanya kita pahami dalam
kerangka ruang 3 dimensi, bukan dalam kerangka ruang-waktu 4 dimensi. Tentu saja
dalam kenyataanya kita tidak akan bisa untuk memvisualisasikan gerakan benda dalam kerangka
ruang-waktu dengan baik.
Ada hal
merarik disini, bahwa semua benda yang gerakannya dinyatakan oleh geodesic ruang-waktu
lengkung, bergerak dengan percepatan yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh
masa masing-masing benda. Hal ini mengingatkan kita pada Galileo Galilei yang
telah membuat pernyataan bahwa :
"Dua buah benda yang memiliki masa yang berbeda jatuh bebas dengan percepatan yang sama besarnya."
Kenyataan alam yang menarik ini mengilhami Albert Einstein mengemukakan asas kesetaraan yang menyatakan bahwa :
"Dua buah benda yang memiliki masa yang berbeda jatuh bebas dengan percepatan yang sama besarnya."
Kenyataan alam yang menarik ini mengilhami Albert Einstein mengemukakan asas kesetaraan yang menyatakan bahwa :
“Semua
hukum fisika bersifat mutlak atau tak ubah-ubah terhadap setiap pengamat,
termasuk yang bergerak dengan percepatan.”
Untuk memberikan kesan terhadap
kebenaran pernyataan ini, marilah kita uji dengan hukum fisika sederhana yaitu hukum Inersia atau kelembaman. Menurut hukum Inersia, apabila setiap gaya yang
bekerja pada sebuah benda saling meniadakan, maka benda tersebut akan berada
dalam dua keadaan, benda tersebut diam atau benda tersebut bergerak dengan arah
dan kecepatan yang tetap.
Kita umpamakan kita berada dalam kamar yang terisolasi didalam sebuah kapal, kita tidak akan mengetahu
apakah kapal yang kita tumpangi bergerak atau diam. Kita duduk dengan bersandar pada dinding kamar dan kita letakan sebuah bola di atas meja, maka akan kita
lihat bahwa kedudukan bola tidak berubah atau tetap pada tempatnya. Contoh khayal
ini memberi kita penjelasan bahwa hukum Inersia berlaku bagi semua pengamat baik
ia diam maupun bergerak dengan kecepatan tetap. Sistem pengamatan ini disebut sistem Inersia. Namun tiba-tiba nakhoda mempercepat laju kapal sehingga bola yang tadi
diam di meja akan bergerak menuju arah kita. Tentunya kita akan bertanya-tanya, apa yang menyebabkan itu terjadi, sedangkan tidak ada gaya apapun yang dapat mempengaruhi bola, sehingga dengan segera kita membuat kesimpulan
bahwa sekarang kita berada dalam kerangka Non Inersia dan hukum fisika tidak
berlaku bagi pengamat yang berada didalam kerangka Non Inersia. Apakah kesimpulan kita sudah benar? Kalaupun benar tentunya akan bertentangan dengan pernyataan Einstein di atas. Sejauh ini mungkin kita pikir cukup membingungkan?!?! Namun sebenarnya ada hal yang dilupakan
dari kesimpulan kita di atas. Ketika bola dalam meja bergerak, sebenarnya kita
juga akan merasakan dorongan kebelakang, namun dorongan tersebut tertahan oleh
dinding kamar.
Untuk lebih
jelasnya kita buat perumpamaan kedua. Bayangkan sekarang seorang pengamat yang sedang
menggenggam sebuah bola di tangannya berada didalam elevator gedung pencakar
langit dan tiba-tiba kawat elevator diputuskan sehingga elevator mengalami
jatuh bebas. Dalam keadaan jatuh bebas ini ternyata si pengamat dalam elevator mengalami
keanehan. Ia merasakan kehilangan berat, kemudian ketika ia melepaskan bola
dari genggamannya, bola tersebut tetap berada diposisinya atau tetap
diam relatif terhadap pengamat dan dinding elevator. Ia berkesimpulan
bahwa ia berada dalam sistem Inersia. Namun dengan suatu alat pengaman yang
sempurna, pengamat beserta elevatornya menyentuh tanah dengan selamat. Barulah si
pengamat sadar bahwa tadi ia berada dalam kondisi jatuh bebas atau berada dalam
kerangka Non Inersia. Sehingga akhirnya ia berkesimpulan bahwa hukum fisika
tetap berlaku untuk sistem Non Inersia. Apakah ada keanehan dalam pernyataan
pengamat tersebut..?? Kalau kita coba jelaskan dengan melihat kembali percobaan
yang dilakukan Galileo tentunya tidak ada keanehan dalam pernyataan itu. Elevator,
bola, dan pengamat sama-sama mengalami jatuh bebas, meskipun massanya
berbeda, tapi elevator, bola dan pengamat bergerak dengan percepatan yang sama besar. Sehingga
akan didapat bahwa kedudukan masing-masing relatif terhadap yang lainnya akan
tetap. Jadi bagi pengamat, sistem elevator yang jatuh bebas di atas setara
dengan sistem yang diam. Jadi dapat disimpulkan bawa hukum Inersia berlaku juga
dalam kerangka Non Inersia.
0 komentar:
Posting Komentar